TIMES MAGELANG, PACITAN – Halaman SMPN 4 Tegalombo Satu Atap (Satap) Kabupaten Pacitan mendadak berubah menjadi pasar rakyat. Bukan suara kapur atau spidol di papan tulis yang terdengar, melainkan riuh tawar-menawar, tawa siswa, serta aroma jajanan tradisional dan kekinian.
Suasana itu tercipta dalam kegiatan Market Day yang digelar selama dua hari, pada 10 dan 18 Desember 2025. Selama kegiatan berlangsung, para siswa berperan sebagai penjual, sementara guru, orang tua, dan tamu menjadi pembeli.
Kepala SMPN 4 Tegalombo Satap, Nur Samsul Huda, mengatakan Market Day dirancang sebagai pembelajaran nyata di luar kelas. Tujuannya, melatih kemandirian dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan sejak dini.
“Anak-anak tidak hanya dituntut cerdas secara akademik, tetapi juga mampu melihat peluang. Di sini mereka belajar menghitung modal, melayani pembeli, menentukan harga, hingga strategi pemasaran secara langsung,” ujarnya.
Menurut dia, kegiatan ini sekaligus mengajarkan nilai kejujuran, komunikasi, dan ketangguhan mental. Proses jual beli menjadi sarana pembelajaran matematika dan karakter secara nyata.
Ketua OSIS SMPN 4 Tegalombo Satap, Laila Anindia, mengungkapkan Market Day ini merupakan pengalaman baru bagi siswa. Meski baru pertama kali digelar, persiapan dilakukan cukup matang oleh siswa kelas VII hingga IX.
“Awalnya kami gugup, tapi ternyata seru. Kami belajar cara menarik pembeli dan bekerja sama dalam tim. Bukan cuma soal untung atau rugi, tapi soal keberanian dan kekompakan,” kata Laila.

Keseruan sudah terasa sejak proses produksi. Para siswa terlibat langsung membuat aneka jajanan. Ada yang memeras santan, mengaduk adonan, hingga tertawa bersama saat ada teman yang salah menakar bahan atau wajahnya terkena tepung.
Dari proses itu, siswa juga belajar pentingnya estetika dan inovasi produk. Mereka memodifikasi jajanan dengan sentuhan modern, seperti cokelat lumer dan matcha, agar tampil lebih menarik. Penataan warna, bentuk, hingga kemasan menjadi perhatian tersendiri.
Tak hanya memasak, siswa juga berlatih kolaborasi dan branding. Mereka membuat poster manual berwarna-warni, memberi nama unik pada stan dagangan, serta berdiskusi—bahkan berdebat ringan—soal modal dan target keuntungan.
Market Day kian semarak karena bertepatan dengan agenda pengambilan rapor semester ganjil. Orang tua siswa yang datang justru ikut berbelanja dan menikmati suasana pasar sekolah.
“Sekalian ambil rapor, sekalian belanja dagangan anak-anak. Rasanya bangga melihat mereka berani berjualan dan melayani pembeli,” ujar Suparji, salah satu wali murid.
Ia mengaku terkejut melihat perubahan sikap anaknya. “Biasanya di rumah malu-malu, tapi tadi saya lihat pintar sekali promosi. Suasana pengambilan rapor jadi lebih santai,” katanya.
Kemeriahan juga datang dari siswa SD Negeri 3 Pucangombo yang lokasinya berdampingan dengan SMPN 4 Tegalombo Satap. Kehadiran mereka menambah interaksi dan kolaborasi antarjenjang pendidikan di desa tersebut.
Kegiatan Market Day berakhir pada 19 Desember 2025. Sekolah berharap semangat kewirausahaan yang tumbuh dari kegiatan ini terus berlanjut dan menjadi bekal penting bagi siswa, sekaligus mempererat kebersamaan seluruh warga sekolah. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Belajar Jadi Juragan, Siswa SMPN 4 Tegalombo Pacitan Sulap Sekolah Jadi Pasar Rakyat
| Pewarta | : Yusuf Arifai |
| Editor | : Ronny Wicaksono |