TIMES MAGELANG, CILACAP – Sebanyak 56 narapidana narkotika dari Lapas Muara Beliti, Sumatera Selatan, dipindahkan ke Lapas di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah pada Minggu (11/5/2025).

Pemindahan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) sebagai respons atas insiden kerusuhan yang terjadi beberapa hari sebelumnya.

Menteri Imipas, Agus Andrianto, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta pada Senin (12/5/2025), menjelaskan bahwa puluhan narapidana tersebut teridentifikasi sebagai provokator dan bersikap agresif terhadap petugas saat razia narkoba dan ponsel digelar pada Kamis (8/5). Tindakan mereka menyebabkan gangguan serius di dalam lapas.

Selain ke Nusakambangan, sembilan narapidana lainnya dipindahkan ke Lapas Kelas I Bandar Lampung. Menurut Agus, langkah ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam memberantas penyalahgunaan narkoba dan kepemilikan ponsel di dalam lapas maupun rumah tahanan (rutan).

"Siapapun yang masih bermain-main dengan narkoba dan ponsel tidak akan diberi toleransi, termasuk oknum petugas yang terlibat. Penindakan akan dilakukan tanpa pandang bulu," tegas Agus.

Ia juga menambahkan bahwa para pelaku kerusuhan akan ditempatkan di fasilitas dengan pengamanan ketat bahkan super maksimum demi menjamin stabilitas pembinaan di lapas dan rutan.

Proses pemindahan dilakukan oleh jajaran Ditjenpas melalui kerja sama lintas sektor, termasuk Kepolisian Daerah Sumatera Selatan. Setibanya di Nusakambangan sekitar pukul 18.30 WIB, para narapidana ditempatkan di enam lapas dengan tingkat pengamanan tinggi, baik super maximum security maupun maximum security.

Agus menjelaskan bahwa Nusakambangan memiliki fasilitas modern berbasis teknologi smart prison. Di lapas dengan pengamanan super maksimum, setiap warga binaan ditempatkan dalam sel isolasi khusus (satu orang per sel) dengan interaksi terbatas.

Sejak menjabat sebagai Menteri Imipas, Agus menyebutkan bahwa total 603 warga binaan telah dipindahkan ke Nusakambangan dalam enam bulan terakhir karena mengganggu stabilitas dan keamanan lapas, khususnya terkait narkoba.

Razia rutin serta penanganan tegas dan rehabilitatif terus dilakukan. Pascakerusuhan, proses pembenahan di Lapas Muara Beliti juga telah berjalan, termasuk pemulihan layanan dasar dan perawatan untuk warga binaan sesuai standar yang berlaku.  (*)