TIMES MAGELANG, BANDUNG – Eiger Adventure terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung olahraga luar ruang, khususnya panjat tebing yang semakin populer di Indonesia. Melalui Eiger Climbing Center (ECC), yang berdiri sejak 2001, Eiger bertekad melahirkan atlet muda berbakat dan berkelas dunia. ECC menjadi sebuah ruang untuk bertumbuh kelak melahirkan atlet-atlet muda pemanjat Indonesia.
Menurut Mamay S. Salim, penasihat Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) sekaligus Senior Advisor Eiger, sekolah panjat tebing EIGER saat itu dibentuk pada tahun 2001, bertepatan dengan peresmian EIGER Adventure Flagship Store pertama di Cihampelas, Bandung dan kompetisi nasional Eiger Indenpendence Climbing Competition pertama. EIGER Cihampelas juga menjadi lokasi pertama di Indonesia yang pada tahun tersebut telah memiliki fasilitas dinding panjat dan ruang gimnasium sekelas internasional.
Fasilitas ini kemudian meluas ke beberapa lokasi toko EIGER di Indonesia. Saat ini dinding panjat dapat ditemukan di EIGER Store Jalan Sumatra Bandung, Cihampelas Bandung, Seminyak Bali, Surabaya Barat, Andi Jemma Makassar, dan Radio Dalam Jakarta. Bahkan papan panjat di EIGER Flagship Store Jalan Sumatera, Bandung baru saja direnovasi berkelas internasional, salah satu yang terbaik di Jawa Barat bahkan Indonesia.
Kompetisi Tahunan, Menemukan Bibit Pemanjat Muda
ECC tidak hanya fokus pada pelatihan, tetapi juga menyelenggarakan kompetisi panjat tebing tahunan bertajuk Eiger Climbing Series. Menurut Galih Donikara, Advisor ECC, kompetisi ini menjadi ajang pencarian bakat dari berbagai daerah di Indonesia.
"Tahun ini, kompetisi digelar di Surabaya, Bandung, Bali, Makassar, Yogyakarta, Palembang, dan Manado," ujar Galih.
Galih menambahkan, metode pengajaran yang dilakukan oleh ECC adalah dalam bentuk program latihan yang disesuaikan dengan usia dan jenjang pembinaannya, mulai dari pemula, prestasi, atau bahkan hanya untuk rekreasi saja.
“Bagi pemula yang akan melanjutkan ke bidang prestasi akan dibentuk program latihan khusus dengan kurikulum yang berbeda. Jumlah murid ECC saat ini sudah mencapai lebih dari 100 murid yang tersebar di empat kota berbeda. Tiap tahun kita buat kompetisi antar klub untuk bertanding,” tutur Galih dalam Konferensi Pers Putaran Final Eiger Climbing Series 2024 di Bandung, Selasa (19/11/2024).
Galih menambahkan, target ECC ke depan adalah dapat memberikan ruang bagi anak Indonesia untuk lebih mengenal dunia panjat tebing baik sebagai rekreasi maupun sebagai prestasi,
“Terlebih proyeksi olahraga panjat tebing di Indonesia saat ini sudah berkembang dengan pesat, terutama pada kategori speed dan lead. Bankan saat ini panjat tebing sudah masuk ke cabang Olimpiade dan menghasilkan medali emas pertama bagi Indonesia di cabang Panjat Tebing pada Olimpiade Paris 2024 kemarin,” ujar Galih.
Final Eiger Climbing Series Pertemukan Pemanjat Cilik Terbaik
Putaran final Eiger Climbing Series berlangsung pada 19-20 November 2024 di Bandung. Kompetisi ini mempertemukan berbagai klub atau sekolah panjat asal berbagai daerah di Indonesia.
Sebanyak 65 atlet muda berusia 10-13 tahun dari berbagai daerah, seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, hingga Bali, bersaing memperebutkan gelar juara pada kategori Lead dan Speed World Record Kids.
Galih mengatakan, kompetisi Eiger Climbing Series juga jadi salah satu komitmen EIGER untuk membina dan menemukan bibit-bibit baru atlet panjat tebing level nasional.
“Para finalis yang datang ke Bandung setelah melewati kompetisi di daerahnya masing-masing ini akan memainkan kategori Lead dan kategori Speed World Record Kids di bawah koordinasi dengan Federasi Panjat Tebing Indonesia, memperebutkan juara utama gelaran Eiger Climbing Series 2024 dengan total hadiah puluhan juta rupiah,” pungkas Galih. (D)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Eiger Climbing Center Lahirkan Generasi Pemanjat Muda Kelas Dunia
Pewarta | : Rochmat Shobirin |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |