TIMES MAGELANG, JAKARTA – Kemerdekaan adalah sebuah kata yang selalu mengundang refleksi mendalam tentang identitas dan perjuangan bangsa. Kita semua tentu akan mengingat bagaimana peristiwa sebelum kemerdekaan. Begitu banyak pengorbanan yang dilakukan oleh para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Berdasarkan pengalaman inilah tentunya setiap guru akan selalu menjadikan peristiwa kemerdekaan menjadi momentum yang sangat Istimewa. Apalagi bagi seorang guru Pendidikan Pancasila, kemerdekaan memiliki makna yang sangat spesifik dan penuh tanggung jawab. Ini bukan hanya soal merayakan setiap bulan agustus yang dilakukan dengan mengadakan berbagai macam perlombaan.
Bukan pula penggunaan kata merdeka dalam kurikulum. Setiap guru pasti berbeda dalam memaknai kemerdekaan disesuaikan dengan kondisinya masing-masing. Bagi guru pendidikan pancasila tentunya berbeda dalam memaknai kemerdekaan.
Sebagai garda terdepan dalam pembentukan karakter siswa tentunya kemerdekaan seorang guru pendidikan pancasila kembali kepada siswa. Kemerdekaan bagi guru pendidikan pancasila itu bagaimana bisa mengajar dan membentuk karakter bangsa. Selain itu guru pendidikan pancasila juga bisa memaknai kemerdekaan dalam konteks yang lain diantaranya:
Kemerdekaan sebagai konteks pembelajaran
Bagi guru Pendidikan Pancasila, kemerdekaan berarti mengajarkan siswa tentang hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara. Pendidikan Pancasila tidak sekadar tentang memahami teks-teks sejarah atau dasar negara, tetapi tentang menanamkan nilai-nilai yang membentuk karakter bangsa.
Dalam konteks kemerdekaan, guru harus mampu menghubungkan pelajaran dengan realitas hidup siswa. Mereka mengajarkan pentingnya toleransi, keadilan, dan persatuan nilai-nilai yang sangat relevan dengan semangat kemerdekaan.
Menanamkan Semangat Nasionalisme
Kemerdekaan memberikan landasan bagi guru untuk membangkitkan semangat nasionalisme pada siswa. Guru Pendidikan Pancasila berperan penting dalam menanamkan rasa bangga terhadap negara dan sejarahnya.
Mereka tidak hanya mengajarkan fakta-fakta sejarah, tetapi juga mengajarkan pentingnya menghargai kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan. Ini adalah tentang menumbuhkan rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap negara, serta memotivasi siswa untuk berkontribusi positif dalam masyarakat.
Tantangan dan Peluang dalam Pendidikan Pancasila
Di era modern ini, tantangan dalam mengajarkan Pancasila cukup besar. Globalisasi dan arus informasi yang deras sering kali membuat siswa lebih fokus pada hal-hal luar negeri daripada nilai-nilai lokal. Di sinilah peran guru Pendidikan Pancasila menjadi krusial.
Mereka harus mampu menjadikan materi pelajaran menarik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Ini adalah kesempatan untuk menunjukkan bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat diterapkan dalam konteks global yang dinamis.
Kemerdekaan dan Kemandirian Berpikir
Kemerdekaan juga berarti mendorong siswa untuk berpikir secara mandiri dan kritis. Guru Pendidikan Pancasila harus mengajarkan cara berpikir yang konstruktif dan analitis, bukan sekadar menyerap informasi.
Dalam proses ini, siswa belajar untuk menghargai perbedaan pendapat, menyelesaikan masalah dengan cara yang bijaksana, dan berpartisipasi aktif dalam diskusi yang membangun. Semua ini adalah bagian dari membangun karakter yang independen dan berintegritas.
Memahami Kemerdekaan Melalui Praksis
Mengajarkan kemerdekaan tidak hanya dilakukan di dalam kelas, tetapi juga melalui kegiatan-kegiatan di luar kelas. Misalnya, diskusi tentang hak dan kewajiban warga negara dapat dilanjutkan dengan kegiatan sosial atau proyek masyarakat.
Ini memberikan siswa kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai yang mereka pelajari dan merasakan langsung bagaimana kontribusi mereka dapat mempengaruhi masyarakat.
Peran Guru dalam Mempersiapkan Generasi Masa Depan
Sebagai guru Pendidikan Pancasila, ada kesadaran mendalam tentang tanggung jawab mereka dalam membentuk generasi penerus bangsa. Mereka menyadari bahwa apa yang mereka ajarkan hari ini akan membentuk cara berpikir dan bertindak siswa di masa depan.
Kemerdekaan bukan hanya tentang kebebasan individu, tetapi juga tentang tanggung jawab kolektif. Mengajarkan nilai-nilai Pancasila adalah cara mereka memastikan bahwa generasi mendatang akan memahami dan menghargai kemerdekaan yang telah diperjuangkan.
Kemerdekaan bagi guru Pendidikan Pancasila bukan sekadar perayaan tahunan atau sekadar materi ajar. Ini adalah tentang menghidupkan nilai-nilai kemerdekaan dalam setiap aspek pengajaran mereka.
Dari menanamkan semangat nasionalisme, memfasilitasi pemikiran mandiri, hingga menerapkan nilai-nilai dalam praktik sehari-hari semua ini merupakan bagian dari bagaimana mereka membentuk masa depan bangsa.
Dengan pemahaman dan penghayatan yang mendalam tentang kemerdekaan, mereka bukan hanya mengajarkan pelajaran, tetapi juga membangun karakter bangsa yang kuat dan berintegritas. (*)
***
*) Oleh : Hery Setyawan, M.Pd., Guru di SMPN 42 Jakarta dan Guru Penggerak Angkatan 8 Jakarta Utara.
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Makna Kemerdekaan bagi Guru Pendidikan Pancasila
Pewarta | : Hainorrahman |
Editor | : Hainorrahman |