TIMES MAGELANG, MAGELANG – Bupati Magelang, Grengseng Pamuji, secara resmi meluncurkan event Borobudur Moon 2025 di Taman Marga Utama, Candi Borobudur, pada Selasa (7/10/2025).

Peluncuran ini menyuguhkan kolaborasi seni budaya yang memukau, melibatkan seniman dari Gianyar, Bali, dan Kabupaten Magelang.

Acara pembuka ini tidak hanya menjadi momen bersejarah, namun juga memperkenalkan karya monumental Sendratari Badracari, sebuah pertunjukan yang mengangkat literasi dari relief-relief Candi Borobudur.

Fragmen Divine Ecstasy Dewi Malam dalam Trailer Sendratari Badracari

Sebagai puncak dari acara peluncuran Borobudur Moon, penonton disuguhkan dengan trailer Sendratari Badracari yang berjudul “Fragmen Divine Ecstasy Dewi Malam” atau “Kalyamitra Demi Malam.”

Trailer ini menggambarkan perjalanan spiritual Sudhana dalam meraih pencerahan, bertemu dengan delapan Dewi Malam yang membawa kebijaksanaan dari berbagai aspek kehidupan.

Setiap Dewi yang ditemui Sudhana memberikan pelajaran penting tentang keberanian, ilmu pengetahuan, kedamaian, dan keseimbangan batin yang sangat mendalam. 

Melalui tarian yang memukau, fragmen ini menghidupkan kisah epik yang terukir dalam relief Candi Borobudur, menyampaikan pesan tentang perjalanan batin yang penuh makna dan pencerahan.

Borobudur Moon Siap Hidupkan Wisata Malam di Candi Borobudur

Borobudur Moon direncanakan untuk menjadi agenda rutin yang diselenggarakan setiap bulan purnama, dengan pementasan seni di pelataran Candi Borobudur. 

Event ini diharapkan dapat menghidupkan pariwisata malam di kawasan wisata prioritas nasional tersebut, sekaligus memperkenalkan seni dan budaya Indonesia kepada dunia.

Direktur Koreografer Sendratari Badracari, Lukman Fauzi Mudazir, menjelaskan bahwa proses penciptaan karya ini merupakan hasil dari literasi panjang dan kolaborasi antara seniman dan budaya.

 “Ketika ada momentum dan kesempatan yang diberikan oleh bupati, seniman mendukung program ini dengan semangat tinggi,” ujarnya pada TIMES Indonesia, Rabu (8/10/2025).

Tim Produksi yang Solid dalam Penciptaan Sendratari Badracari

Trailer Sendratari Badracari dihadirkan berkat dukungan dari tim produksi yang solid, yang terdiri dari berbagai ahli seni dan budaya. 

Dramaturg utama Seno Joko Suyono, founder dari Borobudur Writer Culture Festival, berkolaborasi dengan Darmawan Dadijono (Iwan) sebagai co-dramaturg dan pemeran utama Sudhana. Sebagai Project Advisor, Zumrotun Rini Sulistyowati, Kepala Bidang Pemasaran dan Ekonomi Kreatif Disparpora Kabupaten Magelang, memastikan kelancaran acara ini. 

Artistic Advisor Nuryanto Sg dari Omah Borobudur memberikan arahan artistik yang mendalam, sementara co-koreografer Nur Wulan Yulianing menyempurnakan gerakan tari yang memukau.

Penata kostum Eko Purnomo Teguh Wibowo, bersama dengan direktur musik Adira Hesti Ksvara, menciptakan atmosfer yang mendalam dan menyentuh jiwa. 

Gepeng Nugroho sebagai direktur produksi dan Sholahuddin sebagai direktur bisnis industri kreatif juga berperan penting dalam kesuksesan acara ini. Divisi properti yang dipimpin oleh Riyanto turut memastikan kelancaran logistik dan visual yang mendukung seluruh pementasan.

Kisah di Balik “Kalyamitra Dewi Malam”

Fragmen “Kalyamitra Dewi Malam” yang dipentaskan dalam trailer Sendratari Badracari menggambarkan perjalanan Sudhana dalam mencari pencerahan.

Cerita ini mengisahkan tentang, bagaimana Sudhana bertemu dengan delapan Dewi Malam, yang masing-masing mengajarkan kebijaksanaan dan memberikan wawasan mendalam tentang kehidupan. 

Setiap Dewi membawa pelajaran yang berbeda, yang membantu Sudhana menemukan keseimbangan batin dan pencerahan sejati.

Untuk sinopsis lengkap dan profil para penari, informasi lebih lanjut dapat diakses melalui situs resmi kksb.org

Borobudur Moon dan Sendratari Badracari diharapkan menjadi pemicu bagi kebangkitan pariwisata malam dan seni budaya di Magelang, menghubungkan masa lalu dengan masa depan dalam pertunjukan yang sarat makna. (*)